Roket SpaceX Falcon 9 Tujuan Stasiun Luar Angkasa Meledak
Rencana SpaceX untuk pesawat luar angkasa Dragon docking (merapat) dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional harus ditunda karena roket Falcon 9 meledak dalam perjalanan. Akibatnya Dragon dan kargo didalamnya ikut hancur bersama dengan roket Falcon 9. Ini merupakan peluncuran roket Falcon 9 yang ke 19 kali oleh SpaceX dan misi Commercial Resupply Services (CRS) yang ketujuh.
Kegagalan Pertama SpaceX Dalam 19 Peluncuran
Dalam peluncuran hari Minggu, roket Falcon 9 meledak sekitar 2 menit 19 detik setelah peluncuran. Muatan pesawat kargo Dragon seperti makanan, pakaian, peralatan dan data eksperimen ikut meledak dengan roket Falcon 9. Selain itu percobaan mekanisme docking terbaru juga disertakan dengan pesawat luar angkasa Dragon.
Walaupun gagal membawa kargo ke Stasiun Luar Angkasa, SpaceX tetap memiliki catatan yang bagus, misi Commercial Resupply Services yang ketujuh (CRS-7) ini merupakan kegagalan pertama dari 19 kali peluncuran.
Pada peluncuran ke 18, roket Falcon 9 berhasil membawa pesawat kargo Dragon merapat dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional, tetapi roket Falcon 9 tidak berhasil mendarat kembali ke permukaan, sehingga boleh dibilang misi berhasil tetapi tidak sempurna.
SpaceX mencoba membangun sebuah roket yang dapat digunakan ulang setelah peluncuran sehingga nantinya bisa menghemat biaya dan juga mengurangi sampah dan pemborosan sumber daya.
Setelah kegagalan pesawat luar angkasa Cygnus (milik Amerika Serikat) dan Progress (Rusia) untuk membawa suplai ke Stasiun Luar Angkasa, ditambah kegagalan Falcon 9 kali ini, membuat astronot di Stasiun Luar Angkasa perlu menggunakan persediaan dengan sebaik-baiknya. Sementara ini kebutuhan di Stasiun Luar Angkasa Internasional masih tercukupi hingga 3 bulan ke depan dan rencananya Rusia akan mengirimkan suplai pada hari Jumat mendatang.
Masa Depan SpaceX
Jika SpaceX berhasil dengan Falcon 9, diharapkan di masa mendatang biaya peluncuran roket akan sangat murah. Pada tahun 2014 yang lalu, SpaceX telah berhasil mendapatkan 9 kontrak dari 20 kontrak yang diperebutkan di pangsa pasar untuk peluncuran roket komersil. SpaceX berhasil bersaing dengan roket-roket dari Eropa, Rusia dan China dalam hal harga.
SpaceX di bawah naungan sang pendiri Elon Musk mencoba menciptakan masa depan penerbangan ke luar angkasa yang murah dengan melakukan inovasi baru dan tidak takut untuk bereksperimen. Elon Musk percaya bahwa masa depan manusia adalah di luar angkasa.