China Mencetak Rekor Penerbangan Orbital Di Tahun 2021
Tahun 2021 merupakan sejarah baru lagi bagi China karena berhasil mencetak rekor penerbangan orbital. Penerbangan orbital merupakan penerbangan luar angkasa di mana wahana antariksa ditempatkan pada lintasan yang bisa membuat ia tetap berada di luar angkasa paling kurang selama satu orbit.
Sejarah Permulaan Penerbangan Orbital
Pada masa lalu sebuah negara bisa dianggap sebagai negara adidaya (negara adikuasa) ialah ketika sebuah negara menguasai atau dominan dari segi geografi, populasi, ekonomi, sumber daya, militer, diplomasi dan identitas nasional.
Ketika Perang Dunia Kedua selesai, ada empat negara yang dianggap pemenang Perang Dunia Kedua yaitu Amerika Serikat, China, Inggris dan Uni Soviet. Pada masa ketika Uni Soviet, salah satu pemenang dari Perang Dunia Kedua, berhasil mengirim satelit buatan manusia pertama, Sputnik-1, ke luar angkasa pada tanggal 4 Oktober 1957, maka luar angkasa menjadi salah satu faktor yang dinilai apakah negara tersebut layak disebut sebagai negara adidaya.
Uni Soviet kemudian mencetak rekor-rekor baru seperti mengirim makhluk hidup pertama ke luar angkasa yaitu seekor anjing bernama Laika pada tanggal 3 November 1957. Kemudian mengirim pesawat luar angkasa pertama ke Bulan yang dinamai Luna-2 walaupun hancur menabrak Bulan pada tanggal 14 September 1959 lalu berhasil mengirim balik foto pertama dari sisi gelap Bulan pada tanggal 7 Oktober 1959. Uni Soviet juga berhasil mengirim manusia pertama ke luar angkasa, seorang laki-laki bernama Yuri Gagarin pada tanggal 12 April 1961 dan dua tahun kemudian wanita pertama ke luar angkasa bernama Valentina Tereshkova pada tanggal 16 Juni 1963.
Pada saat itu, tidak dipungkiri lagi kalau Uni Soviet merupakan satu-satunya negara adikuasa sehingga banyak negara yang ingin mengikuti atau mengemulasi paham negaranya yaitu komunisme. Kemudian Amerika Serikat yang juga sebagai salah satu pemenang Perang Dunia Kedua, yang memiliki paham kapitalisme, mulai mengirim eksperimen ke luar angkasa juga walaupun sekedar mengikuti jejak Uni Soviet. Permulaan ketika Amerika Serikat menunjukkan ia mampu melewati Uni Soviet ialah ketika ia berhasil mencapai orbit Venus dan mengirim data pertama dari planet lain pada tanggal 14 Desember 1962 dan tujuh tahun kemudian pada tanggal 20 Juli 1969 berhasil mendaratkan manusia pertama, Neil Armstrong, di Bulan.
Boleh dikatakan pada saat itu di planet Bumi hanya ada dua negara adikuasa yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Karena mereka memilki dua paham yang berbeda terjadilah situasi yang disebut Perang Dingin karena ada beberapa negara yang mengikuti Amerika Serikat dan ada beberapa negara yang mengikuti Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin, jika mengikuti semua syarat untuk disebut sebagai negara adidaya, maka hanya tinggal Amerika Serikat saja yang bisa disebut negara adidaya dunia.
China benar-benar telat dalam mengikuti perkembangan luar angkasa karena akibat setelah Perang Dunia Kedua, ia masih mengalami perang saudara yang baru berakhir di tahun 1949. Kemudian juga karena beberapa percobaan ekonomi yang gagal karena China yang awal mulanya ingin mengikuti dan belajar dari Uni Soviet kemudian bereksperimen dengan caranya sendiri.
Pada masa itu, pencapaian China dengan menggunakan roket Long March 1 hanya sebatas berhasil mengirim satelit pertamanya Dong Fang Hong pada tanggal 24 April 1970. Walaupun demikian, China merupakan negara kedua di Asia yang berhasil meluncurkan satelit buatan menggunakan roket buatan negaranya sendiri setelah Jepang yang berhasil meluncurkan satelit Ohsumi dengan berat 24 kilogram pada tanggal 11 Feburari 1970. Dong Hang Hong memiliki berat 173 kilogram, melebihi berat satelit-satelit pertama yang berhasil diluncurkan oleh Uni Soviet dengan berat 84 kilogram dan Amerika Serikat dengan berat hanya 14 kilogram.
Penerbangan Orbital China Mencetak Sejarah Baru
Ketika China kemudian di tahun 1978 memiliki seorang pemimpin yang pragmatis dan bijak bernama Deng Xiaoping, ilmu pengetahuan soal luar angkasa tetap diserap, eksperimen juga tidak dilupakan dan tetap dilakukan tetapi tidaklah terlalu diutamakan, karena ia lebih mengutamakan perkembangan ekonomi dan manusia terlebih dahulu karena kebanyakan rakyat China pada saat itu hidup di bawah garis kemiskinan. China mulai mengadopsi apa yang bisa dipelajari dari Amerika Serikat dan banyak negara lainnya. China tidak bersikeras untuk tetap mengadopsi apa yang telah dipelajari dari Uni Soviet saja, tidak malu untuk belajar dari negara yang populasinya jauh lebih kecil seperti Singapura tetapi terus berevolusi mengadaptasi apa yang cocok, bisa digabungkan dan digunakan di negaranya.
Permulaan China lebih serius adalah ketika ia membentuk badan luar angkasanya, China National Space Administration (CNSA), pada tanggal 22 April 1993. Karena akumulasi ilmu pengetahuan soal luar angkasa yang China terus lakukan, China kemudian melejit dengan pesat peluncuran penerbangan orbitalnya. Pada tanggal 15 Oktober 2003, China akhirnya berhasil mengirim astronot pertama ke luar angkasa dan menjadi negara ketiga di dunia yang memilki program penerbangan manusia ke luar angkasa. China kemudian berhasil membangun sistem navigasi Beidou, mengirim laboratorium luar angkasa, mengirim robot ke Bulan, mengambil dan membawa balik ke Bumi sampel dari Bulan, mengirim robot penjelajah ke planet Mars, membangun stasiun luar angkasa.
Pada tahun 2021, China menduduki posisi pertama dalam misi penerbangan orbital sebanyak 56 kali dan berhasil sebanyak 53 kali, posisi kedua Amerika Serikat mengirim 51 kali penerbangan orbital dan berhasil 48 kali, posisi ketiga oleh Rusia yang mengirim 25 kali penerbangan orbital dan berhasil sebanyak 24 kali. Peluncuran penerbangan orbital ini merupakan rekor baru bagi China karena berhasil melewati 50 kali peluncuran penerbangan orbital dalam setahun, yang artinya secara rata-rata hampir 5 kali penerbangan orbital dalam sebulan.
Terakhir kali sebegitu banyaknya peluncuran penerbangan orbital dalam setahun adalah ketika masa-masa perlombaan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Uni Soviet masih memegang rekor berhasil meluncurkan 91 kali penerbangan orbital dan 81 kali berhasil di tahun 1971 dan terbanyak kedua ialah Amerika Serikat dengan 70 kali penerbangan orbital dan 61 kali berhasil di tahun 1965. Jika ini kita jadikan patokan, boleh dikatakan China telah berhasil menjadi sebuah negara adidaya karena telah menguasai atau dominan hampir di semua syarat menjadi negara adidaya dan berdiri sejajar dengan Amerika Serikat.
China juga telah mengumumkan beberapa projek yang akan dilakukan dalam kurun waktu antara 2022 hingga 2040 seperti akan mengirim teleskop luar angkasa, mengambil sampel dari asteroid dan planet Mars, mengirim manusia ke Bulan, membangun stasiun di Bulan, serta misi mempelajari planet-planet lain. Tidak ingin ketinggalan dengan Amerika Serikat yang memiliki SpaceX dan Blue Origin, China juga mulai melahirkan beberapa perusahaan swasta seperti i-Space dan LandSpace, walaupun masih tergolong baru tetapi diharapkan akan meningkatkan perkembangan kemajuan di bidang luar angkasa China.