Batas Dimana Luar Angkasa Dan Ruang Udara
Baru-baru ini dua orang triliuner yaitu Richard Branson (pemilik Virgin Atlantic) dan Jeff Bezos (pemilik Blue Origin dan Amazon) terbang menggunakan pesawat luar angkasa mereka masing-masing. Terjadi perdebatan sebenarnya mereka sudah memasuki batas luar angkasa atau hanya masih di ruang udara saja.
Batas Luar Angkasa Dan Ruang Udara
Menurut militer Amerika Serikat, batas luar angkasa adalah di atas 80 kilometer dari permukaan laut sedangkan Federasi Olahraga Udara Dunia (Fédération Aéronautique Internationale, disingkat FAI) mengatakan batas luar angkasa adalah di atas 100 kilometer dari permukaan laut. Stasiun Luar Angkasa Internasional sekarang berada di ketinggian sekitar 400 kilometer dari permukaan laut dan ada beberapa satelit yang berada di ketinggian hingga lebih dari 30.000 kilometer.
FAI mendefinisikan Garis Karman dimulai di atas 100 kilometer karena menurut kalkulasi dari Theodore von Kármán, di batas atas itulah pesawat udara biasa tidak bisa terbang secara efektif dan perlu menggunakan tenaga lebih untuk melawan gravitasi Bumi dan udara di area itu juga sangat tipis.
Mendefinisikan batas luar angkasa penting untuk tujuan hukum dan peraturan karena pesawat udara dan pesawat luar angkasa berada di bawah yurisdikasi yang berbeda dan tunduk pada perjanjian yang berbeda. Hukum internasional tidak mendefinisikan batas luar angkasa dan batas ruang udara nasional karena itulah kenapa militer Amerika Serikat bisa menganggap di atas 80 kilometer baru dianggap sebagai luar angkasa.
Amerika Serikat yang memiliki militer canggih bisa dengan leluasa terbang di area lebih dekat antara batas ruang udara nasional di ketinggian hanya 80 kilometer dibandingkan harus terbang di atas 100 kilometer. Selain itu Amerika Serikat memiliki banyak misil atau peluru kendali yang terbang di kisaran di atas 80 kilometer sehingga masih tidak melanggar kedaulatan ruang udara nasional negara lain jika peluru kendalinya terbang melewati ruang udara negara tersebut.
Batas Luar Angkasa Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggunakan Garis Karman sebagai batas luar angkasa yaitu di atas 100 kilometer permukaan laut sama dengan definisi yang digunakan FAI. Hampir sekitar 96% negara di Bumi mengikuti pedoman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa kecuali Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Karena belum adanya perjanjian internasional yang mengikat sehingga seharusnya mengikuti apa yang dikatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Richard Branson yang memiliki kekayaan hampir 70 triliun Rupiah dan Jeff Bezos memiliki kekayaan hampir 3.000 triliun Rupiah (kurs 1 dolar Amerika Serikat dihitung 14.450 Rupiah) memiliki ambisi untuk terbang ke luar angkasa hingga akhirnya mereka mendirikan perusahaan antariksa untuk memenuhi impian mereka karena mereka berpikir tidak bisa mengharapkan hanya pemerintah saja yang bisa dapat mengabulkan mimpi mereka.
Penerbangan dimulai pada tanggal 11 Juli 2021, Richard Branson menggunakan pesawat luar angkasa Virgin SpaceShip yang diberi nama VSS Unity mencapai ketinggian 85 kilometer kemudian pada tanggal 20 Juli 2021, Jeff Bezos terbang menggunakan pesawat luar angkasa milik perusahaan luar angkasanya Blue Origin yang diberi nama New Shepard mencapai ketinggian hingga 106 kilometer.
Jadi jika mengikuti apa yang dikatakan oleh PBB, batas luar angkasa harusnya di atas 100 kilometer dari permukaan laut, jadi apa yang dicapai oleh Jeff Bezos mengikuti standar PBB sedangkan Richard Branson hanya mengikuti standar yang ditetapkan oleh Amerika Serikat. Mereka boleh masing-masing mengatakan kalau mereka sebagai triliuner pertama yang mencapai luar angkasa.
Walaupun mereka boleh dianggap telah terbang ke luar angkasa menurut dua definisi yang berbeda, penerbangan kedua orang triliuner ini masih dianggap penerbangan antariksa suborbital saja karena penerbangan mereka tidak menyelesaikan revolusi orbital mengelilingi Bumi dan hanya mencapai batas luar angkasa saja kemudian jatuh turun ke Bumi.