Robot Penjelajah Rashid Bersama Dengan Robot Pendarat Hakuto-R Hancur Menghantam Bulan
Perusahaan Jepang yang bernama iSpace Inc gagal mendaratkan robot pendarat Hakuto-R di Bulan, akibatnya robot penjelajah Rashid milik Uni Emirat Arab ikut hancur menghantam Bulan bersamanya pada tanggal 27 April 2023. Hakuto-R dan Rashid diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX di bulan Desember 2022.
Robot Penjelajah Rashid Dan Robot Pendarat Hakuto-R Menghantam Bulan
Misi yang dinamakan Mission-1 gagal memberi kesempatan bagi Jepang untuk menciptakan sejarah, kesempatan sebagai negara keempat yang berhasil mendaratkan robot pendarat dengan sempurna di Bulan setelah Uni Soviet, Amerika Serikat dan China terpaksa ditunda. Begitu juga bagi Uni Emirat Arab terpaksa menunda menciptakan sejarah sebagai negara keempat di dunia yang berhasil mempunyai robot penjelajah Bulan setelah Uni Soviet, Amerika Serikat dan China.
Kegagalan ini membuktikan kalau mendaratkan robot pendarat di Bulan tidaklah mudah. Robot pendarat Hakuto-R tetap gagal mendarat walaupun sudah dibantu software panduan, navigasi dan kontrol yang dibuat oleh Draper, yaitu organisasi yang membantu Amerika Serikat mendaratkan manusia ke Bulan di tahun 1969. Kemampuan untuk berorganisasi dan sumber daya manusia yang menjalankannya juga penting.
Perusahaan iSpace Inc mengatakan mereka tidak akan menyerah dan akan mencoba lagi di kemudian waktu, kemungkinan di tahun 2024. Astrobotic dan Intuitive Machines yaitu dua perusahaan swasta dari Amerika Serikat dengan dukungan pemerintah Amerika Serikat yang disertai juga dukungan dari negara-negara lain juga berencana mengirim robot pendarat di tahun 2024.
Kemungkinan bentuk-bentuk kolaborasi perusahaan swasta dari berbagai negara atau kerja sama antar negara dalam mengirim misi ke Bulan akan semakin intensif karena luar angkasa mempunyai potensi membuka peluang ekonomi yang lebih besar.
Kerja Sama Dengan China Membuat Markas Di Bulan
Beberapa kegagalan dalam beberapa tahun terakhir ini oleh Israel, India dan Jepang beserta Uni Emirat Arab membuktikan bahwa hal yang dicapai Uni Soviet dan Amerika Serikat 50 tahun yang lalu tidaklah mudah. Satu-satunya negara yang berhasil mendaratkan robot pendarat dan robot penjelajah serta mengambil sampel balik ke Bulan dengan rekor tanpa menghantam Bulan dengan keras hingga hancur sejauh ini hanya China.
China berhasil mengirim robot pendarat dan robot penjelajah di tahun 2013 melalui misi Chang’e 3, kemudian mengirim lagi robot pendarat dan robot penjelajah ke sisi jauh Bulan di tahun 2014 melalui misi Chang’e 4 di tahun 2019, terakhirnya melalui misi Chang’e 5 di tahun 2020 yang berhasil membawa balik sampel tanah dari Bulan. Mudah-mudahan misi selanjutnya yaitu Chang’e 6 di tahun 2024 akan sukses juga membawa sampel balik ke Bumi dari sisi jauh Bulan. Chang’e 7 akan mendarat di kutub selatan Bulan bersama dengan robot pendarat, robot penjelajah dan robot peloncat, serta membangun markas di Bulan yang proyeknya dimulai dari tahun 2026 dan direncanakan dapat rampung di tahun 2035.
China ataupun negara-negara lain yang mempunyai pola pikiran independen haruslah perlu didukung karena negara Asia perlu sebuah negara yang menginspirasi sehingga tidak hanya mengikuti atau diatur-atur apa yang dikatakan oleh negara-negara Barat. Negara Barat sudah terlalu lama menjajah negara-negara lain sehingga membuat pikiran dan jiwa bagi sejumlah orang bahwa orang-orang di negara-negara Barat lebih unggul daripada orang di negara-negara lain.
Memang tidak dipungkiri kalau banyak teknologi masih dikuasai oleh negara-negara Barat, tetapi China belajar dengan cepat dan bisa memproduksi dengan biaya yang lebih murah dan efisien, sehingga kemungkinan untuk China mengejar akan semakin besar karena itulah negara-negara Barat mulai ketakutan hingga memberi sanksi China di berbagai sektor dan menjelek-jelekan hingga membuat berita-berita bohong yang di mana kebanyakan media tersebut dikuasai oleh negara-negara Barat dan sekutunya.
Negara-negara Barat beserta dengan negara-negara sekutu mereka di Asia yang iri dan dengki selalu ingin menjatuhkan dan menghalang kemajuan China. Membuktikan bahwa negara-negara sekutu tersebut mempunyai pola pikir yang sangat lemah, China terus berusaha membuktikan bahwa suku dan ras bangsa Asia tidaklah kalah dengan negara-negara Barat.
Selama ini suku dan ras Asia dan Afrika selalu didiskriminasi di negara-negara Barat, hanya mereka yang menjadi kolaborator negara Barat yang diberi status lebih baik, itupun akan selalu menjadi bawahan, jika tidak ada perubahan drastis di negara-negara Barat, kemungkinan mereka selamanya tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin sebenarnya. Seandainya jadi pimpinan seperti CEO, perdana menteri atau presiden itu pun hanya sebagai bawahan dari pemegang saham atau anggota kongres yang semuanya masih diatur dan dikuasai oleh orang-orang Barat.
China membuka kerja sama dengan negara-negara lain melalui program International Lunar Research Station (ILRS) yaitu membangun stasiun dan markas di Bulan yang bisa dihuni manusia. China tidak memandang kalau harus dari negara-negara maju ataupun sudah mempunyai program luar angkasa yang canggih. Sejauh ini Rusia, Thailand, Mongolia, Iran, Pakistan, Bangladesh, Peru, Argentina, Brazil dan Uni Emirat Arab telah menandatangani kerja sama ILRS.