Bumi Tidak Bulat Dan Juga Tidak Datar
Secara kasat mata, Bumi nampak bulat tetapi sebenarnya tidak bulat sempurna dan juga tidak datar. Rotasi Bumi membuat Bumi menggembung di daerah ekuator dan mendatar di daerah kutub, sehingga sebenarnya Bumi lebih berbentuk lonjong.
Bumi Tidak Bulat Sempurna
Rotasi Bumi menyebabkan Bumi menggembung di ekuator dan mendatar di kutub, sementara distribusi massa di Bumi (yang tidak sepenuhnya seragam) menyebabkan variasi kecil dalam tarikan gravitasi di lokasi yang berbeda. Variasi ini terlalu kecil untuk dilihat dalam gambar Bumi dari luar angkasa, sehingga tampak bulat bagi mata manusia.
Jika kita membayangkan Bumi berbentuk bola sempurna, perhitungan kedalaman dan jarak akan mudah dilakukan karena kita mengetahui persamaan untuk perhitungan tersebut pada bola. Namun, Bumi lebih mendekati bentuk elipsoid, yang merupakan bentuk bola jika Anda duduk di atasnya.
Gambar ini adalah gambar bentuk Bumi dalam permodelan geoid yang dilakukan oleh ESA, badan luar angkasa Uni Eropa.
Dengan teknik permodelan geoid yaitu bentuk permukaan laut rata-rata yang membentang di seluruh bola dunia, bentuk Bumi akan nampak lebih ekstrem lagi, tetapi ini bukan bentuk Bumi yang sebenarnya. Permodelan geoid adalah representasi dari permukaan Bumi yang memiliki asumsi bahwa Bumi diselimuti oleh laut yang ideal tanpa adanya pasang surut dan arus, yang hanya dibentuk oleh gravitasi.
Geoid merupakan referensi penting untuk mengukur sirkulasi samudra, perubahan permukaan laut, dan dinamika es, yang mana semua ini dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Gravitasi Membentuk Bumi Menjadi Tidak Bulat
Gravitasi adalah gaya dasar alam yang memengaruhi banyak proses dinamis di dalam Bumi, dan di atas permukaannya. Isaac Newton menjelaskan prinsip dasar gravitasi dan konsep yang lebih dikenal sebagai gaya ‘g’.
Seiring dengan berkembangnya alat yang lebih canggih dan sensitif, menjadi jelas bahwa gaya gravitasi bervariasi dari satu tempat ke tempat lain di permukaan Bumi.
Nilai standar 9,8 ms-2 mengacu pada Bumi sebagai bola homogen. Namun, pada kenyataannya, ada banyak alasan mengapa nilai ini berkisar dari minimum 9,78 ms-2 di ekuator hingga maksimum 9,83 ms-2 di kutub. Kita sekarang dapat mengukur bagaimana g bervariasi hingga lebih dari delapan desimal.
Penyimpangan paling signifikan dari nilai standar g adalah akibat dari rotasi Bumi. Saat Bumi berputar, bentuknya sedikit pipih menjadi elipsoid, sehingga ada jarak yang lebih jauh antara pusat Bumi dan permukaan di ekuator, daripada pusat Bumi dan permukaan di kutub. Jarak yang lebih jauh ini, ditambah dengan rotasi Bumi, mengakibatkan gaya gravitasi menjadi lebih lemah di ekuator daripada di kutub.
Geoid penting untuk memahami lebih lanjut tentang arus laut dan juga digunakan sebagai referensi untuk sistem ketinggian dan memantau perubahan permukaan laut. Selain itu, geoid digunakan untuk perataan dan konstruksi.