Satelit Pertama Indonesia LAPAN-A2 Telah Diluncurkan
Indonesia telah berhasil membuat satelit pertama sendiri walaupun masih perlu menggunakan roket India untuk diluncurkan ke luar angkasa. Satelit Lapan-A2 berhasil diluncurkan pada tanggal 28 September 2015. Satelit pertama Indonesia ialah satelit Palapa A1 walaupun bukan buatan Indonesia.
Satelit Pertama Indonesia
Satelit Palapa A1 adalah satelit pertama yang dimiliki oleh Indonesia yang diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976. Satelit Palapa A1 memiliki berat 576 kilogram. Satelit Palapa A1 merupakan buatan Hughes Space and Communication Company, sebuah perusahaan Amerika Serikat yang sejak tahun 2000 telah diakuisisi oleh Boeing dan bergabung menjadi Boeing Satellite Development Center. Dari tahun 1976 hingga tahun 1996, semua satelit milik Indonesia dibuat oleh Hughes Space and Communication Company.
Tahun-tahun selanjutnya, Indonesia mulai menggunakan perusahaan jasa pembuat satelit lain, tetapi mimpi untuk bisa memiliki satelit buatan sendiri tetap ada. Seperti pada tahun 2003, Indonesia mencoba membuat satelit dengan ahli gabungan antara PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Setelah menghabiskan waktu selama 10 bulan dan biaya sekitar Rp 725 juta, sebuah satelit nano yaitu satelit yang berukuran kecil serta memiliki bobot antara 1 hingga 10 kilogram, dan diberi nama INASAT-1 (Indonesia Nano Satelit-1) berhasil dibuat. Tetapi sayangnya, satelit ini tidak pernah diluncurkan ke orbit dan belum diketahui pasti alasannya.
Setahun kemudian, LAPAN dari Indonesia dan TU Berlin (Universitas Teknik Berlin) dari Jerman, bekerja sama membuat satelit mikro, sebuah satelit yang memiliki bobot antara 10 hingga 100 kg. Satelit yang diberi nama LAPAN-TUBSAT (singkatan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional – Technical University Berlin Satellite) disebut juga sebagai LAPAN-A1. Satelit yang memiliki berat 57 kilogram ini berhasil diluncurkan pada tanggal 10 Januari 2007 menggunakan roket milik India.
Satelit Pertama Indonesia Asli Diluncurkan
Para ahli di LAPAN terus berusaha mencapai cita-cita bagi Indonesia untuk memiliki satelit pertama asli buatan Indonesia. Pada tahun 2012, akhirnya LAPAN-A2 berhasil dibuat walaupun masih memiliki komponen dari negara Jerman dan Norwegia serta didampingi konsultan dari Jerman tetapi semuanya dirakit menjadi satu di Indonesia. LAPAN-A2 disebut juga LAPAN-ORARI karena akan dimanfaatkan bersama-sama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI). LAPAN-A2 yang memiliki berat 78 kilogram ini dibuat di Pusat Teknologi Satelit LAPAN di Bogor, Jawa Barat.
Satelit LAPAN-A2 memiliki fungsi untuk pengamatan Bumi, monitor kemaritiman dan komunikasi radio amatir. Untuk pengamatan Bumi akan menggunakan kamera digital observasi yang memiliki resolusi hingga 4 meter dan kamera video analog dengan resolusi hingga 5 meter. Sedangkan monitor kemaritiman menggunakan Automatic Identification System (AIS) yang bisa digunakan untuk memonitor dan identifikasi terhadap kapal dalam wilayah jangkauan LAPAN-A2. Automatic Packet Reporting System (APRS) yang ada di LAPAN-A2 dapat memberikan data untuk penanganan bencana.
Rencana awalnya, satelit LAPAN-A2 akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2013, tetapi tertunda hingga 28 September 2015 karena harus menunggu ketersediaan dari roket India. Ini merupakan target Indonesia selanjutnya, yaitu memiliki bandar luar angkasa sendiri seperti bandar antariksa Kennedy Space Center di Cape Canaveral (Amerika Serikat), Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan yang digunakan sejak jaman Uni Soviet hingga Rusia sekarang, Jiuquan Satellite Launch Center di China, dan Sriharikota di India.
Selain keinginan untuk memiliki bandar antariksa diperlukan juga roket yang bisa dipakai untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa. Oleh sebab itu, LAPAN masih memiliki banyak tugas untuk membawa Indonesia bisa mandiri di bidang luar angkasa. Tentu saja perlu dukungan dari pemerintah dalam bentuk anggaran yang lebih banyak untuk LAPAN dan peningkatan sumber daya manusia di bidang pendidikan sains. Penduduk Indonesia merupakan yang terbanyak keempat di dunia, tetapi sumber daya manusia di bidang sains yang berhubungan dengan luar angkasa masih sedikit. Semua dimulai tahap demi tahap, setelah peluncuran satelit pertama buatan Indonesia ini, diharapkan makin banyak penduduk Indonesia yang berminat terjun ke bidang antariksa.
Saludos, Como puedo seguir wl satelite?. Gracias
MantapZ