SpaceX Berhasil Meluncurkan Astronot Ke Luar Angkasa Tujuan Stasiun Luar Angkasa Internasional
SpaceX, perusahan swasta di bidang antariksa, berhasil mengirim dua orang astronot dari NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan menggunakan roket Falcon 9 dan pesawat luar angkasa Crew Dragon. SpaceX berhasil menciptakan sejarah baru dengan keberhasilan ini karena selama ini hanya beberapa negara saja yang mempunyai kemampuan untuk mengirim manusia ke luar angkasa.
SpaceX Mengirim Astronot Ke Luar Angkasa
Dua astronot dari NASA, Doug Hurley dan Bob Behnken, berhasil diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan menggunakan pesawat luar angkasa Crew Dragon milik SpaceX. Karena keberhasilan peluncuran ini, akhirnya SpaceX mendapat ijin untuk mengirim manusia ke luar angkasa.
Peluncuran ini sempat ditunda, sebenarnya dijadwalkan untuk diluncurkan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2020, tetapi karena cuaca buruk akhirnya pada tanggal 30 Mei 2020 baru benar-benar dilaksanakan peluncurannya. Ke depannya, SpaceX akan menjadi sarana utama bagi astronot NASA untuk pergi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional karena selama ini mereka membayar Rusia untuk menumpang pesawat luar angkasa Soyuz milik Rusia.
Setelah udah berada di luar atmosfer Bumi, pesawat luar angkasa Crew Dragon kemudian akan docking dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional, semuanya akan berjalan secara otomatis, namun dalam rangka percobaan misi manusia pertama oleh SpaceX yang disebut misi Demo-2, mereka akan mencoba secara manual terlebih dahulu.
Hurley dan Behnken akan berada di Stasiun Luar Angkasa kurang lebih selama 4 bulan, dalam rangka membantu dalam eksperimen luar angkasa dan perawatan perlengkapan di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Mereka berdua termasuk astronot veteran. Mereka akan kembali ke Bumi menggunakan pesawat luar angkasa Crew Dragon yang di docking dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional.
SpaceX Melampaui Teknologi Luar Angkasa Banyak Negara
SpaceX berhasil melampaui perusahaan swasta lain yang berusaha juga untuk membangun teknologi luar angkasa terutama perusahaan swasta sekelas Boeing.
Dengan keberhasilan ini, dapat dinyatakan juga kalau SpaceX berhasil melampaui teknologi luar angkasa banyak negara yang mempunyai departemen antariksa seperti negara-negara Eropa, Jepang dan India. Sebelum keberhasilan SpaceX, hanya Uni Soviet (Rusia), Amerika Serikat dan China saja yang memiliki teknologi untuk mengirim astronot ke luar angkasa.
Sungguh merupakan prestasi yang luar biasa untuk perusahaan swasta. Di bawah manajemen seseorang yang jenius, Elon Musk, SpaceX berhasil membuktikan kalau teknologi luar angkasa tidak harus dilakukan oleh departemen milik negara saja, perusahaan swasta juga bisa.
Mungkin suatu saat, perusahaan swasta besar di Indonesia akan mendirikan juga perusahaan di bidang antariksa. Awal mula SpaceX berdiri di tahun 2001 dimulai hanya dari US$ 20 juta, kemudian di tahun 2005, Elon Musk menghabiskan kurang lebih US$ 100 juta (setara Rp 1,5 triliun dengan kurs US$ 1 = Rp 15.000) yang jika benar-benar bisa dimanfaatkan semestinya harusnya tidaklah besar mengingat top 10 orang kaya di Indonesia memiliki kekayaan hingga ratusan triliun.
SpaceX akhirnya mendapat dukungan dana dari investor swasta lainnya di tahun 2008 yang membuat valuasi SpaceX pada saat itu mencapai US$ 1,3 milyar yang kemudian meningkat lagi menjadi US$ 2,4 milyar di tahun 2012. Valuasi terakhir yang diketahui setelah mendapat suntikan dana lagi dari investor swasta adalah US$ 12 milyar di tahun 2015.
Karena SpaceX masih merupakan perusahaan swasta yang belum melantai di bursa saham, belum diketahui apakah investasi di SpaceX menguntungkan atau tidak. Menurut pakar industri, SpaceX berhasil mendapatkan pendapatan tiap tahun kurang lebih US$ 2,4 milyar dan jika melihat prospek proyek ke depannya seperti konstelasi satelit penyedia internet Starlink, kemungkinan SpaceX bisa mendapatkan pendapatan yang lebih besar lagi.