NASA Meluncurkan CAPSTONE Sebagai Permulaan Misi Artemis Ke Bulan
NASA meluncurkan sebuah satelit kubus (CubeSat) untuk melakukan pengujian terhadap orbit Bulan yang aman digunakan untuk program Gateway, sebuah bagian dari misi Artemis ke Bulan. Gateway akan menjadi stasiun luar angkasa yang mengorbit Bulan yang nantinya akan mendukung misi Artemis untuk mendaratkan manusia ke Bulan dan membangun pangkalan di Bulan.
CAPSTONE Bagian Dari Misi Artemis
CAPSTONE, singkatan dari Cislunar Autonomous Positioning System Technology Operations and Navigation Experiment, ialah sebuah satelit kubus yang berukuran 12 unit (12U) dan memiliki berat 25 kilogram.
Satelit kubus (CubeSat) merupakan klasifikasi dari satelit nano yang menggunakan ukuran standar dan bentuk. Satu unit (1U) satelit kubus berukuran 10 x 10 x 10 sentimeter.
Satelit yang berukuran kecil atau memiliki berat di bawah 180 kilogram dikategorikan sebagai pesawat luar angkasa kecil (SmallSat) dan memiliki pembagian secara kelas lagi. Satelit mini memiliki berat antara 100-180 kilogram, satelit mikro antara 10-100 kilogram, satelit nano antara 1-10 kilogram, satelit pico antara 0,01-1 kilogram dan satelit femto antara 0,001-0,01 kilogram.
Jadi secara kelas, satelit CAPSTONE karena memiliki berat 25 kilogram dan berukuran 12U merupakan satelit kubus yang masuk kategori satelit mikro.
CAPSTONE akan beroperasi di orbit bulan yang belum pernah digunakan sebelumnya yaitu di orbit halo bulan yang sangat elips atau disebut sebagai “near rectilinear halo orbit” (NRHO) yang nantinya akan digunakan oleh program Gateway.
Tujuan dari diluncurkannya CAPSTONE ialah untuk memverifikasi karakter dari orbit baru ini apakah benar aman untuk misi selanjutnya, mendemonstrasikan jalur yang efisien antara stasiun luar angkasa Bulan dengan permukaan Bulan beserta navigasinya dan menambah pengalaman untuk meluncurkan satelit kecil yang jauh dari Bumi.
Satelit CAPSTONE diluncurkan pada tanggal 28 Juni 2022 menggunakan roket Electron yang dibuat oleh Rocket Lab di kompleks peluncurannya di Selandia Baru. Misi Artemis merupakan sebuah misi internasional yang digagasi oleh Amerika Serikat dan meliputi banyak negara serta perusahaan swasta seperti SpaceX dan Rocket Lab.
Misi Artemis ke Bulan
Artemis merupakan sebuah kolaborasi internasional antara NASA dan mitranya untuk mewujudkan misi mendaratkan manusia ke Bulan, mengeksplorasi Bulan lebih lanjut dan membuat pangkalan permanen di Bulan. Kemudian hasil pengalaman dan pengetahuan tersebut akan digunakan untuk mengirim astronot ke planet Mars.
Misi Artemis memiliki banyak tahap-tahap seperti membangun pesawat luar angkasa Orion, membuat roket Space Launch System (SLS), membangun infrastruktur baru, stasiun luar angkasa di orbit Bulan (Gateway), pesawat transportasi antara Gateway dan permukaan Bulan setelah pendaratan dan kemudian pangkalan permanen di Bulan.
Tujuannya selain untuk eksplorasi luar angkasa lebih lanjut yaitu diharapkan akan bisa menstimulus pertumbuhan ekonomi dan industri baru serta membangun sumber daya manusia yang makin terampil.
Awal gagasan ini dicanangkan oleh Amerika Serikat di tahun 2017 tetapi karena ini misi yang akan membutuhkan dana yang besar, Amerika Serikat merasa tidak mampu untuk melakukannya sendiri, hingga akhirnya mengajak mitra internasional dan perusahaan swasta untuk ikut bergabung tetapi dengan beberapa klausul yang membuat Amerika Serikat tetap dominan perannya.
Inilah salah satu hal yang pada saat awal digagasin oleh Amerika Serikat membuat Rusia, walaupun telah bermitra dengan Amerika Serikat dalam membangun Stasiun Luar Angkasa, lebih memilih untuk bermitra dengan China untuk membangun International Lunar Research Station, sebuah pangkalan permanen di Bulan juga.
Karena kondisi geopolitik saat ini yaitu karena perang antara Rusia dan Ukraina, serta China yang semakin maju walaupun Amerika Serikat terus menghalang-halangi perkembangan China, kerja sama antara tiga negara yang memiliki teknologi canggih luar angkasa ini mungkin akan sulit terwujud. Tetapi mungkin saja setelah masing-masing pangkalan di Bulan mereka selesai dibangun, Amerika Serikat, Rusia dan China akan bekerja sama.