NASA Pensiunkan Teleskop Luar Angkasa Kepler
Setelah lebih dari sembilan tahun di luar angkasa mengambil data dan gambar, teleskop luar angkasa Kepler akhirnya dipensiunkan. Teleskop luar angkasa Kepler telah menunjukkan bahwa alam semesta kita ternyata dipenuhi dengan milyaran planet-planet, lebih banyak planet daripada bintang-bintang.
Pencapaian Teleskop Luar Angkasa Kepler
Pada tanggal 30 Oktober 2018, badan luar angkasa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), mengumumkan kalau teleskop luar angkasa Kepler telah kehabisan bahan bakar dan dipensiunkan di orbit sekarang yang berada di zona aman jauh dari planet Bumi.
Teleskop luar angkasa Kepler meninggalkan kita dengan pengetahuan lebih dalam tentang eksoplanet. Selama masa bekerjanya, Kepler telah menemukan lebih dari 2.600 eksoplanet di luar sistem tata surya kita dan ada kemungkinan beberapanya dapat menyokong kehidupan di sana.
Teleskop Kepler telah membuka mata kita tentang beragam macam planet yang ada di galaksi kita. Salah satu penemuan penting teleskop Kepler menyimpulkan kalau sekitar 20 sampai 50 persen bintang-bintang memiliki planet bebatuan yang berukuran kurang lebih sama dengan planet Bumi dan berada di zona habitasi terhadap bintang utama mereka. Artinya mereka berada di jarak yang memungkinan adanya air di permukaan planet, yang merupakan salah satu unsur utama penyokong kehidupan.
Perjalanan Teleskop Luar Angkasa Kepler
Diluncurkan pada tanggal 6 Maret 2009, teleskop luar angkasa Kepler merupakan teleskop yang berteknologi paling canggih saat itu. Diposisikan untuk mengamati sekitar 150.000 bintang di daerah konstelasi Cygnus di galaksi Bimasakti dan mencari planet seukuran Bumi dan berada di zona habitasi.
Setelah empat tahun berjalan, sebagian misi telah tercapai namun terjadi kerusakan mekanis dan walaupun telah diperbaiki, para ilmuwan harus mengganti bidang pandang Kepler setiap 3 bulan. Sisi positifnya, ini membuat Kepler dapat digunakan lebih lama sehingga bisa mensurvey lebih dari 500.000 bintang.
Pengamatan bintang yang begitu banyaknya memberi para ilmuwan untuk mengerti lebih dalam tentang tingkah laku bintang dan planet yang mengorbit mereka. Selain itu juga menambah pengetahuan tentang sejarah bagaimana galaksi Bimasakti tercipta, dimulai dari ledakan bintang supernova hingga seberapa cepat alam semesta ini mengembang dan berekspansi.
NASA sebenarnya juga telah meluncurkan pengganti teleskop luar angkasa Kepler dengan satelit pemburu planet yang diluncurkan di bulan April 2018. Satelit yang dinamakan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) dibangun berdasarkan fondasi dan pengetahuan yang didapatkan selama menggunakan Kepler. Selain satelit TESS, NASA juga sedang membuat teleskop luar angkasa James Webb Space Telescope yang kemungkinan akan diluncurkan di tahun 2021.
NASA berharap dengan berlanjutnya misi mencari planet-planet di luar sistem tata surya dapat membantu untuk mencari planet yang ada tanda-tanda kehidupan.