Rekor Hari Terpanas Di Bumi Menurut Data Dari NASA
NASA, badan luar angkasa Amerika Serikat, menunjukkan data rekor hari terpanas tercipta di bulan Juli 2024 berdasarkan data selama lebih dari 40 tahun.
Rekor Hari Terpanas
Pada tanggal 22 Juli 2024, merupakan rekor hari terpanas berdasarkan data suhu dunia yang dikumpulkan dan dianalisa oleh NASA. Suhu dunia yang memecahkan rekor ini merupakan tren jangka panjang dari pemanasan global yang didorong oleh aktivitas manusia.
NASA mengumpulkan pengamatan data penting jangka panjang sebagai bagian dari misinya untuk memperluas pemahaman kita tentang Bumi terhadap perubahan yang terjadi pada planet kita.
“Di tahun yang merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat hingga saat ini, dua minggu terakhir ini sangatlah brutal,” kata Administrator NASA Bill Nelson. “Melalui lebih dari dua lusin satelit pengamatan Bumi dan data selama lebih dari 60 tahun, NASA memberikan analisis penting tentang bagaimana planet kita berubah dan bagaimana masyarakat lokal dapat bersiap, beradaptasi, dan tetap aman. Kami bangga menjadi bagian dari upaya Pemerintahan Biden-Harris untuk melindungi masyarakat dari panas ekstrem.”
Data Hari Panas Bumi
Temuan awal ini berasal dari analisa data sistem Modern-Era Retrospective analysis for Research and Applications Version 2 (MERRA-2) dan Goddard Earth Observing System Forward Processing (GEOS-FP), yang menggabungkan jutaan pengamatan global dari instrumen di darat, laut, udara, dan satelit menggunakan data di atmosfer. GEOS-FP menyediakan data cuaca yang cepat dan hampir real-time, sementara analisis MERRA-2 membutuhkan waktu lebih lama tetapi memastikan mendapat data pengamatan dengan kualitas terbaik.
Nilai suhu rata-rata global harian dari MERRA-2 untuk tahun 1980-2022 ditunjukkan dengan warna putih, nilai untuk tahun 2023 ditunjukkan dengan warna merah muda, dan nilai dari tahun 2024 hingga Juni ditunjukkan dengan warna merah. Nilai suhu global harian dari 1 hingga 23 Juli 2024, dari GEOS-FP ditunjukkan dengan warna ungu. Hasilnya sesuai dengan analisis independen dari Program Observasi Bumi Copernicus milik Uni Eropa. Meskipun analisis tersebut memiliki sedikit perbedaan, analisis tersebut menunjukkan kesamaan dalam perubahan suhu dari waktu ke waktu dan hari-hari terpanas.
Selain mengukur suhu rata-rata permukaan dunia, para ilmuwan juga menggunakan permukaan laut yang makin meninggi dan mencairnya es gletser, sehingga makin menguatkan analisa kalau pemanasan global itu memang sedang terjadi. Sejauh ini, tahun 2024 telah menciptakan rekor terpanas dari tahun-tahun sebelumnya, ada kemungkinan jika tren ini berkelanjutan maka di tahun mendatang akan semakin lebih panas lagi.