NASA dan ESA Berbeda Prioritas Soal Misi Ke Bulan
ESA (European Space Agency), badan luar angkasa Eropa, mengumumkan bahwa mereka ingin berkolaborasi dengan mitra internasional untuk mengirim manusia ke Bulan dan mencoba bertahan hidup di Bulan dengan membangun kompleks yang mendukung kehidupan. Tetapi NASA, badan luar angkasa Amerika Serikat, hanya ingin melakukan percobaan kehidupan manusia dengan mengirim pesawat luar angkasa dan mereka akan tinggal di dalamnya sambil terbang mengelilingi Bulan, seperti para astronot sekarang yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional yang terbang mengelilingi Bumi.
Kenapa Misi Ke Bulan Penting
Menurut ESA, misi ke Bulan penting karena bisa digunakan sebagai batu loncatan untuk melanjutkan eksplorasi manusia ke planet-planet lain di tata surya seperti planet Mars nantinya. Selain itu para ilmuwan dan insinyur di ESA ingin mencari sumber daya alam di Bulan, yang sebelumnya diprediksi ada terdapat air es di daerah kutub Bulan dan juga mineral-mineral lainnya. Dengan mengetahui hal-hal yang masih banyak belum diketahui tentang Bulan, menurut mereka sebagai tempat yang paling dekat ke Bumi dan lebih masuk di akal untuk dijelajahi terlebih dahulu, mereka berpikir mereka bisa membangun strategi jangka panjang ke depannya jika ingin mengirim manusia ke planet lain.
Daerah-daerah yang ekstrem dan belum diketahui seperti kutub, dataran tinggi dan sisi gelap Bulan akan menjadi tujuan daerah eksplorasi ESA. Pada bulan Oktober 2015, Rusia juga mengatakan bahwa mereka ingin mengirim astronot ke Bulan sebelum tahun 2030 dan rencananya ingin membangun pangkalan di Bulan. Dengan kesamaan visi antara ESA dan Rocosmos, badan luar angkasa Rusia, tidak tutup kemungkinan mereka akan bekerja sama.
Beberapa bulan sebelumnya, China juga mengumumkan mereka merencanakan akan mengirim misi Chang’e 4 ke sisi gelap Bulan seperti yang sudah mereka lakukan ketika mereka mengirim Chang’e 3 ke Bulan tetapi tidak diumumkan mereka akan mengirim astronot ke sana.
Perbedaan Visi Soal Misi ke Bulan
Sebagai sekutu utama NASA, perbedaan visi antara NASA dan ESA sungguh agak mengejutkan. Di bawah kepemimpinan Presiden Obama, NASA mengadopsi kebijaksanaan bahwa mereka telah mendaratkan astronot ke Bulan, jadi kenapa harus ke sana lagi. NASA lebih memikirkan prioritas untuk misi ke planet Mars.
Tetapi seperti apa yang diutarakan oleh ESA, bahwa masih banyak daerah di Bulan yang belum dijelajah dan masih banyak penemuan lain yang mungkin bisa ditemukan dengan mengunjungi Bulan. Belum lama ini, China mengumumkan bahwa hasil analisa dari Chang’e 3 melalui Yutu, si robot penjelajah, terdapat batu yang kandungannya berbeda dengan batu-batu yang telah dianalisa oleh Amerika Serikat dan Rusia sebelumnya ketika mereka mengirim astronot dan robot penjelajah ke Bulan.
Semoga saja harapan ESA ingin membangun “Moon Village” (Kampung Bulan) bisa terwujud.