China Berhasil Meluncurkan Pesawat Kargo Tianzhou-1 Dan Docking Dengan Tiangong-2
Pesawat kargo luar angkasa Tianzhou-1 diluncurkan oleh China menggunakan roket Long March-7 pada tanggal 20 April 2017 dari bandar luar angkasa Wenchang Space Launch Center di provinsi Hainan. Tianzhou-1 berhasil docking dengan stasiun luar angkasa Tiangong-2 pada tanggal 22 April 2017.
Tianzhou Bagian Ujian China Membangun Stasiun Luar Angkasa
Sebelum peluncuran Tianzhou-1, hanya Amerika Serikat, Rusia dan Jepang saja yang memiliki pesawat kargo luar angkasa. Amerika Serikat memiliki pesawat kargo luar angkasa Dragon yang dioperasikan oleh SpaceX dan Cygnus oleh Orbital ATK. Rusia memiliki Progress-MS dan Jepang memiliki H-II Transfer Vehicle (disingkat HTV). Pesawat kargo luar angkasa Dragon, Cygnus, Progress-MS dan HTV digunakan untuk mensuplai barang kebutuhan Stasiun Luar Angkasa Internasional. Sebenarnya badan luar angkasa Uni Eropa, European Space Agency, juga memiliki pesawat kargo luar angkasa yaitu Automated Transfer Vehicle (ATV) tetapi projek ini dihentikan pada tahun 2014.
Stasiun luar angkasa Tiangong-2 yang kosong saat ini setelah astronot China kembali ke Bumi, telah di orbit Bumi sejak bulan September 2016 dan memang telah menunggu kargo kiriman dari Tianzhou-1 yang isinya berupa bahan bakar dan barang-barang keperluan astronot sebagai tes uji beban. Total muatan yang dibawa pesawat kargo luar angkasa Tianzhou-1 mencapai hingga 6 ton termasuk 2 ton bahan bakar yang akan ditransfer ke Tiangong-2, walaupun secara teknis mampu membawa beban hingga 6,5 ton. Tianzhou-1 merupakan pesawat luar angkasa terbesar dan terberat yang pernah China luncurkan dengan panjang 10,6 meter dan diameter 3,35 meter dan berat hampir mencapai 13 ton (12.910 kilogram).
Seperti diketahui, China dilarang untuk bergabung dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional, karena itu keberhasilan Tianzhou-1 merupakan bagian ujian bagi China. Tianzhou-1 merupakan generasi pertama dari pesawat kargo luar angkasa Tianzhou dan pesawat tanpa awak ini sangat penting bagi China jika ingin serius membangun stasiun luar angkasa yang bisa ditinggali manusia untuk jangka waktu yang lama.
Tianzhou-1 akan melakukan tes docking sebanyak 3 kali selama 2 bulan dan melakukan tes transfer bahan bakar ke stasiun luar angkasa Tiangong-2, setelah itu akan melakukan eksperimen sendiri tanpa Tiangong-2 selama 3 bulan dan diperkirakan pada akhir tahun akan di de-orbit dan terbakar oleh atmosfer Bumi. Dalam tes kali ini, barang-barang keperluan astronot seperti makanan, minuman dan pakaian hanya digunakan sebagai uji beban kemampuan Tianzhou-1 untuk membawa beban hingga kapasitas maksimum 6,5 ton.
Jika semua tes berhasil, maka hanya Rusia dan China saja yang memilki kemampuan untuk mentransfer bahan bakar selama di luar angkasa, merupakan satu fitur utama yang paling penting, karena pesawat kargo luar angkasa Dragon, Cygnus dan HTV tidak mempunyai kemampuan tersebut.
Tianzhou Dan Stasiun Luar Angkasa China Sesungguhnya
Diperkirakan pada tahun 2018, China akan mulai membangun stasiun luar angkasa sesungguhnya dengan pertama-tama meluncurkan modul intinya yaitu Tianhe dan disusul oleh pesawat kargo luar angkasa Tianzhou-2 sebelum pesawat luar angkasa Shenzhou-12 membawa astronot ke modul Tianhe.
Setelah itu 2 modul lain yaitu Wentian dan Xuntian akan menyusul dan bergabung dengan Tianhe membentuk stasiun luar angkasa China yang sesungguhnya. Setelah lengkap semuanya, diperkirakan pada tahun 2020 atau paling lambat tahun 2022, mungkin stasiun luar angkasa ini akan dinamakan sebagai Tiangong-3 atau mungkin saja hanya Stasiun Luar Angkasa Tiangong.